Sunday, August 30, 2015

Rasanya Nolak Cowok

Wiiii.. berasa laku banget yaa. Situ ngerasa cantik gitu? Sok-sok'an ngasih perhatian, terus banyak yang nyatain cinta. Bagus kalo nerima, lah ini nolak. Kan kasian. Nyesek rasanya. Tapiii.. asal tau aja yaa, orang yang ditolak sama yang nolak itu, sama-sama sakit kok. Sama-sama nyeseknya. Kenapaaa?


Mungkin bagi sebagian cewek, emang lebih baik bersama dengan orang yang mencintai daripada bersama orang yang dicintai. Namun, bukankah lebih beruntung lagi kalo keduanya saling cintai. Dibersatukan dengan orang yang mencintai dan pula dicintai. Susah memang, tapi yakin aja, semua yang sudah ditakdirkan tidak akan tertukar. Kalopun ada putri yang tertukar, itu cuman disinetron aja kok. Sebenernya, kalo ngomongin masalah cinta, gue payah banget. Sama sekali bukan pakarnya. Nggak banyak pengalaman langsung, cuman sok tau aja dari pengamatan beberapa kasus. Dan gue yang amatir ini, anehnya sering jadi korban curhatan temen-temen gue yang galau karna pacarnya. Kan lucu banget kalo dipikir, orang pacaran suka ngehina jomblo, tapi kalo lagi galau curhatnya ke jomblo, terus si jomblo ngasih nasehat bijak seakan-akan dia tau segalanya. Oke, sekarang gue mau bahas yang sering gue alamin aja deh. Duhh, gue nggak enak juga sih ini nulisnya. Dari judulnya aja sebenernya udah risih sendiri. Mungkin kalo ada temen gue yang baca postingan ini, langsung ngedumel dalam hati, "hih, sok laku banget". Tapi emang beginilah gue, terima ajalah yaa silauan kharisma gue yang semakin kece ini. Iyaa, kece. Kecepian. Salah sendiri sih nolak cowok. Coba kalo diterima, nggak bakal kecepian kan.

Rasanya nolak cowok itu, sedih. Ada ketakutan tentang karma yang selalu jadi doa andalan bagi para hati yang merasa terdzolimi. Tapi asal kalian tau, orang pertama yang merasa sakit itu justru ada pada gue yang menjadi penyebab kalian sakit. Bingung bacanya? Serahlah. Kalian sakit karna ditolak, gue pun yang nolak juga ngerasain itu. Percaya atau enggak tentang hukum karma, gue kadang merasa takut sendiri sama keputusan yang gue ambil. Gue nolak penyataan cinta seorang cowok, mungkin suatu hari nanti gue juga bakal tau sendiri rasanya ditolak ketika nyatain cinta. Ehh, tapi gue kan cewek cemen yang bisanya cuman nunggu doang, mana berani nyatain cinta duluan ke cowok. Hmm, kayaknya nggak perlu khawatir tentang karma lagi deh.

Rasanya nolak cowok itu, yaa nyesek juga. Hari-hari setelah kejadian itu, gue nggak langsung lupa begitu aja. Tentu masih ada dalam pikiran gue beberapa saat. Sebenernya itulah yang bikin nyesek gue sendiri, kenapa cewek ketika nolak, sering menjawabnya dengan kalimat "kita temenan aja", yah karna setelah peristiwa penolakan itu gue pengennya tetep temenan kayak biasanya. Mungkin egois bagi gue, yang nggak sepenuhnya tau gimana rasanya jadi kalian. Tapi, ketika melihat kalian begitu asyik di timeline dan udah mulai menjauh dari gue, disitu kadang gue merasa nyesek. Menyayangkan kenapa harus ada penembakan dan penolakan yang akhirnya justru merenggangkan pertemanan.

Rasanya nolak cowok itu, sebel banget. Yaa sebel sama cowoknya itu. Masak baru beberapa hari setelah nembak gue, tapi gue tolak, tiba-tiba udah pasang profile picture sama cewek terus statusnya sayang-sayangan gitu. Beruntung sih sebenernya, ketahuan kalo cowok itu nggak serius suka sama gue. Tapi motivasi dia pamer cewek gitu apaan coba, mau manasin ke gue gitu kalo dia udah move on dan laku sama yang lain. Ok fine, bhaayyyy. 

Kalo dijelasin rasanya nolak cowok sih, sebenernya dari tembakan satu sama lainnya itu caranya beda-beda. Karakter cowok yang nembak juga beraneka ragam. Kalo reaksi cowok yang ditolak, ada yang merasa rendah diri, yang marah-marah juga ada, yang masih temenan sampe sekarang ada juga, ada yang jadi cuek dan kayak orang nggak kenal, ada yang pantang menyerah tetep modusin. Beruntung sih, nggak ada yang gantung diri ato lompat dari gedung tinggi.

Tulisan ini gue buat bukan bermaksud untuk pamer ato sebagainya. Pokoknya cuman iseng aja, pengen numpahin apa yang lagi ada dipikiran. Karna cuman disini gue bisa nulis banyak. Kalo di BBM kan terbatas karakternya. Gue cewek biasa, sama sekali nggak ada kelebihan yang harus dipamerin. Kalo pun ada beberapa kalimat narsis, itu sebenernya harapan yang pengen gue dapet buat diri gue. Kalian pasti juga pernah narsis kaaan??




Bekasi, 30 Agustus 2015 02:50 AM
Bocah Cilik, try believing in love

Friday, March 6, 2015

Saya Merasa Bahagia

Ketika kau ditinggalkan oleh seorang laki-laki, yang dulu sangat engkau cintai. Dia yang telah menyita banyak waktumu. Kamu lebih sering mengkhawatirkan dia dibandingkan dengan tugas kuliah yang akan segera habis masa untuk mengerjakannya. Bahkan, kamu sering sekali berpikir apapun tentangnya, ingin mengetahui setiap kegiatannya melebihi perhatianmu terhadap orang tua. Kamu yang tetap bertahan padanya, meski banyak laki-laki lain yang menjanjikanmu hal yang jauh lebih manis. Kamu terlihat begitu bahagia, ketika dapat berjalan bersamanya meski hanya beberapa jam saja. Makan malam dengannya, melihat pertunjukkan, menonton film, mengunjungi tempat wisata, menemanimu belanja, mengantarkan pulang, menunggu hujan, bercanda, dan banyak lagi. Kamu sering susah tidur karenanya.

Kamu yang sebelumnya telah lam sendiri. Masih begitu banyak curiga terhadap laki-laki. Tak percaya dengan buaian, pujian, dan kata-kata mesra. Namun dengannya, kamu menyerah. Seperti tidak ada satu pun alasan untuk tidak menerima kehadirannya dihatimu. Kalian sudah saling mengenal sebelumnya. Berteman cukup lama. Entah siapa yang menunggu. Ketika hatimu disatukan dengannya, seperti sepasang kekasih yang dipertemukan kembali. Dia terlihat begitu menyayangimu. Mengorbankan waktunya demi bertemu denganmu. Mementingkanmu dibandingkan dengan urusan lain yang menunggu. Tapi, semua itu hanyalah tentang waktu. Hatimu yang mulanya sepi, menunggu, dan dipertemukan. Kamu mulai merasa bahagia, hatimu tak lagi sepi. Dan ketika waktu itu terus berjalan, pada akhirnya hubunganmu tak seindah yang kamu harapkan.

Ketika setiamu dibalas dengan khianat, bahagialah. Seseorang yang setia, jelas tidak pantas disandingkan dengan orang yang berkhianat. Kesetiaan hanya dimiliki orang-orang yang kuat, tak mudah goyah meski banyak godaan. Bahagialah, karena telah melihat pengkhianatan itu. Kamu akan lebih dekat dengan yang setia.

Ketika bertahanmu tak lagi dihargai, cukuplah kamu tahu. Dia yang pergi meninggalkanmu. Bahagialah, karena Tuhan telah menjauhkan yang memang seharusnya jauh. Ketika seseorang itu telah mampu kamu lewati, percayalah, kamu semakin dekat dengan cinta sejatimu. Lagi-lagi, ini tentang waktu. Biarkan ia yang menjawab.

Menangislah jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar menunjukkan yang terbaik untukmu. Bahagialah, karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tuamu, nenekmu, kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk semua hal yang ada pada dirimu, karena kamu adalah orang yang beruntung.

Menangislah jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar memberikan yang terbaik untukmu. Bahagialah, karena kamu masih terjaga hingga saat ini. Bahagialah, karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tauamu, nenekmu, kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk semua hal yang ada padamu., karena kamu adalah orang yang beruntung. Bahagialah, tidak ada pilihan lain selain itu. 



Boyolali, 05 Maret 2015 10:09 PM
Bocah Cilik, Bahagialah. Tidak ada pilihan selain itu

Wednesday, March 4, 2015

Wejangan Emak : Jagalah Diri

"Emak bukan orang yang pandai. Tidak belajar banyak ilmu di sekolah. Tapi emak punya keyakinan dalam doa. Emak sangat percaya dengan kemurahan Allah. Niat emak dan bapak meninggalkan anak bukan untuk mengumpulkan uang demi bersenang-senang. Kami mencari uang untuk menyambung hidup. Ingin menyekolahkan anak-anak kami. Ingin membiayai mereka agar dapat mencapai cita-cita. Sekarang kalian sudah besar. Kalian masih jauh dengan orang tua. Kami tidak bisa mengawasi setiap hari. Kami juga sudah lama, percaya pada kalian untuk dapat bertanggung jawab sebagai anak. Belajar dan beribadahlah dengan tekun, walau kami tidak bisa mengingatkan setiap saat. Tetaplah menjaga diri dan kesucian. Kami lebih bangga memiliki anak yang soleh dan solehah, yang taat ibadah dan tidak nakal. Doa kami tidak henti untuk kalian".

Obrolan itu berlanjut hingga tengah malam. Bahkan lewat pukul 12 malam, emak dan si bocah cilik itu masih terjaga dalam gelapnya ruangan dan balutan selimut tebal. Wejangan panjang dari emak bermula ketika si bocah cilik mencurahkan isi hatinya tentang kesedihannya beberapa waktu lalu. Dia berkisah bahwa telah dikhianati oleh seorang laki-laki. Dia sudah mencoba setia dan tidak berpaling pada laki-laki lain, meskipun tidak sedikit ajakan untuk mendua. Tapi, justru kenyataan pahit yang harus ia terima. Setelah sekian lama menjalin hubungan, ia mulai merasa tidak begitu dipentingkan lagi. Satu tahun yang lalu, ia mengakhiri hubungannya dengan lelaki itu. Ia mengatakan pada emaknya, bahwa untuk memutuskannya adalah hal yang begitu berat. Namun, ia juga merasa terlalu sakit untuk bertahan.

"Jangan terlalu percaya dengan laki-laki. Cinta seorang laki-laki itu tidak ada sepersepuluhnya dibandingkan dengan cinta perempuan. Kamu mungkin begitu memikirkan perasaannya, tapi dia belum tentu demikian. Yang penting kamu tetap jaga diri. Walaupun kamu memiliki kekasih yang baik dan tampan, nenek yang sering menasehati, orang tua yang selalu mengajarkan kebaikan, kakak yang terus menjagamu, juga teman-teman dekat yang membuatmu nyaman, tapi dirimu tetaplah milikmu. Kamu sendiri yang harus menjaga. Emak yakin, suatu saat nanti yang terbaik akan datang padamu. Laki-laki yang lebih baik dari sebelumnya, yang pantas buat anak emak yang baik pula".
 
Bocah itu hanya menceritakan tentang hubungan  masa lalunya. Bukan hubungannya yang sekarang. Kerana saat ini, ia sedang sendiri. Entah karena trauma untuk menjalin lagi hubungan dengan laki-laki atau karena alasan lain. Ia berkata bahwa tidak menutup diri untuk berteman dengan siapa pun. Tapi, ia merasa masih sangat sulit untuk menerima lelaki yang menginginkannya.

Ia jarang bertemu dengan emak karena sejak kecil ditinggal orang tuanya merantau. Ketika ada kesempatan bertemu seperti itu, ia dapat bercerita panjang tentang hidupnya. Dan mendapat nasehat baik dari emaknya. Meskipun jauh, ia tidak pernah meragukan kasih sayang orang tuanya. Emak sering mengatakan bahwa si bocah cilik ini adalah anak yang kelahirannya begitu diharapkan. Ketika mengandung, emak selalu membaca Surat Maryam. Surat yang dipercayanya dapat memberikan keturuanan perempuan bagi yang membacanya. Dan benar saja, emak yang sebelumnya telah memiliki tiga anak laki-laki, untuk yang ke-empatnya adalah seorang perempuan.



Surakarta, 04 Maret 2015 04:58 PM
Bocah Cilik, jadilah kebanggaan orang tuamu

Friday, February 13, 2015

Jangan Ngeluh

Muthmainnah. .
Jika kamu merasa tidak bahagia, lihat mereka!



Jika kamu berpikir uangmu sedikit, bagaimana dengan dia?



Jika kamu berpikir tidak mempunyai teman yang banyak..



Jika kamu merasa belajar adalah suatu beban yang berat, bagaimana dengan mereka?



Jika kamu merasa menderita dalam hidup, apakah deritamu sebanyak yang ia kerjakan?



Jika kamu mengeluh dengan transportasimu, bagaimana dengan mereka?



Jika lingkunganmu berlaku tidak wajar denganmu, bagaimana dengannya?



Jika kamu menyerah, pikirkan tentang orang ini!



Nikmati bagaimanapun hidup ini
Berbagai hal terjadi lebih buruk pada orang lain
Dan kamu mendapatkan yang lebih baik
Ada banyak hal dalam hidup
Yang menarik perhatianmu
Tapi hanya sedikit yang dapat diterima hatimu
Kejarlah itu



Surakarta, 14 Februari 2015 11:26 AM
Bocah Cilik, Bersyukurlah


Thursday, February 5, 2015

2014 Lalu.. [Juli-Desember]

Buka Puasa Bersama
Juli. Puasa tahun ini gue di rumah. Beda sama tahun-tahun lalu yang gue jalanin di kos. Iya sih enakan di rumah, makan gratis tinggal masak aja apa yang mau dimakan. Tapi ternyata nggak lebih bahagia juga. Selama hampir sebulan itu gue sahur dan buka puasa sendirian di rumah. Dua nenek gue udah nggak ikutan puasa, faktor usia dan kesehatan. Beruntung puasa tahun lalu, setiap jam sahur ada siaran langsung piala dunia. Jadi gue cukup ada kekuatan buat bangkit dari kasur tiap paginya. Untuk buka puasanya, selain diucapin sama iklan syrup, yah beberapa kali keluar buka bersama temen-temen. Sama temen kuliah, temen sepermainan, temen kos, temen SMP, dan sama abang gue kalo dia pulang di akhir pekan. Walopun cukup rame waktu buka puasa diluar, tapi hati gue tetep aja sepi. Percuma banyak yang ngajakin buka bersama, tapi kagak ada yang ngajakin hidup bersama. Eeeaaaa. Akhir bulan lebaran loh. Nggak pake baju baru sih. Pengennya punya pacar baru aja. Eeaaaaa, lagi.

Botolnya merk apa hayoo?
Agustus. Bulan ini sih pasti kebanyakan orang lagi nyiapin acara buat HUT RI. Nggak terkecuali gue. Mulai dari rapatnya, nyari hadiah, bungkusin hadiah, sampe ngurus acara lombanya juga semua pokoknya ayakin. Sayangnya, dihari ulang tahun kemerdekaan negara ini justru rakyat merasa masih dijajah. Belom merdeka. Tanggal 17 Agustus nongkrong dihari minggu. Libur yang biasa dipake buat wisata atau sekedar santai dirumah, tapi malah harus kerja rodi ngurus lomba. Tapi nggak apa lah. Perjuangan ini masih belom seberapa dibandingin sama jerih payah pahlawan dulu. Anak muda kan harus semangat. Trus akhir bulan ini gue ke Bekasi lagi. Sendirian dong. Naik pesawat lagi. Gue semakin merasa ada kekuatan luar biasa dan aura yang kian terpancar. Sempet sebel dihari sebelom keberangkatan. Soalnya abang gue salah jadwal waktu nyariin tiket. Padahal gue udah cantik luar biasa nunggu antrian buat check-in di bandara. Ternyata abang gue milih tanggalnya buat minggu depan. Dengan penuh rasa tidak tau malu, gue langsung angkat kaki dan berlari sambil melambaikan tangan ke deretan pengantri di belakang gue. Akhirnya gue nukerin tiket buat perjalanan besok harinya. Nambah biaya lagi. Kampret bener dah si abang. Tapi demi orang tua tercinta di Bekasi, relain uang jajan menipis lah. Rencananya dalam waktu dekat emak gue mau dioperasi. Jadi gue kesana buat bantu ngurus persiapan. Dan gue beneran harus kerja cepat disana. Sore nyampe di rumah Bekasi. Malemnya, gue langsung nganter emak ke rumah rekannya pemilik restoran masakan cina buat minta informasi terkait pengobatannya. Waktu itu niat berobat ke Malaysia, karna emak gue masih agak parno sama pelayanan disini [sini mana?]. Abang gue pada nggak setuju sih sebenernya. Kalo gue mah ngikut aja, bisa sekalian liburan disana malah [sana mana?]. Besok harinya, gue sama emak langsung cau ke kantor imigrasi Bekasi buat bikin pasport. Tapi hari itu gagal. Nomer antrian udah habis. Padahal udah dateng jam 8. Ternyata masih kalah sama yang dateng habis subuh. Gilak.

Emak pasca operasi
September. Rencana berobat ke negeri sebrang gagal. Abang gue yang di Solo meyakinkan emak buat berobat di negeri sendiri. Bukan di Jakarta, tapi di Solo. Setelah tau kalo gue sama emak belom berhasil ngurus passport, abang langsung gerak cepat nyari info tentang dokter dan rumah sakit terbaik di Solo buat operasi penyakit batu empedu. Dan pilihan itu jatuh di RSI Yarsis. Emak sama bapak setuju. Akhirnya, setelah persiapan dua hari buat mudik, gue bersama emak dan bapak pulang ke Solo. Emak yang baru pertama kali naik pesawat terlihat parno. Selama perjalanan sekitar satu jam, emak terus baca doa-doa sambil merem. Sementara bapak, yang tau kalo pramugarinya super kece, pura-pura nggak bisa masang sabuk pengaman biar dibenerin sama mbak pramugari. Tepat awal bulan, emak gue mulai di konsultasi ke rumah sakit. Setelah berpuasa semalaman, hari itu tanggal 03 September 2014 emak gue operasi. Abang yang di Bekasi juga nyusul mudik. Cuti kerja buat nunggu emak. Emak gue udah persiapan bawa banyak buku Yasin dari Bekasi, biar yang nungguin pada bacain doa. Bersama ke-tiga abang gue, bapak, dan beberapa sodara dari emak, kami menunggu sambil sibuk dengan masing-masing buku yang dipegang. Setelah nunggu hampir 3 jam, operasi selesai. Emak kembali dibawa ke ruang perawatan, Al-Fajr D.05. Selama 5 hari emak diopname, dan gue bersama abang yang ke-tiga selama itu juga berumah di ruangan tersebut. Abang gue yang pertama, nunggu dua hari. Setelah itu harus kembali ke Bekasi lagi. Abang gue yang ke-dua sudah berumah tangga dan anaknya masih balita. Rumahya nggak jauh dari Yarsis, setiap hari bisa jenguk. Hari-hari setelah emak pulang dari rumah sakit, gue nggak banyak pergi main. Yah, cuman beberapa kali aja sih. Palingan kalo main juga berangkat pagi pulang sore, nggak brani malem-malem entar gue diomelin si emak.


Oktober. Selama masa kuliah yang lebih dari 4 tahun, gue sama sekali nggak tertarik sama film horor. Dulu waktu SMA sih sering nonton bareng sama temen-temen kalo pulang sekoah lebih awal di hari sabtu. Tapi, kebiasaan itu udah gak berlaku selama gue kuliah. Gue jadi anak kos, nggak kebayang dong apa yang bakal terjadi kalo siang-siang nonton film horror, terus tengah malem kebelet pipis. Nggak mungkin berani keluar kamar kan jadinya. Nah, untuk pertama kalinya setelah ninggalin film horor itu, awal bulan ini gue diajakin nonton film Annabelle sama temen-temen kuliah. Katanya sih nggak serem amat. Nggak fulgar juga kayak film lokal. Tapi ternyata bohong besar. Gue masih ketakutan aja tuh nontonnya. Oiya, bulan ini perayaan Idul Adha. Alhamdulillah, ortu sama abang gue ikutan qurban. Gue juga dong. Qurban masa lalu. Masih diawal bulan juga, tapi beda pekan, gue ngajak emak ke mall buat nonton film. Perpisahan sebelum emak balik ke Bekasi. Untuk pertama kalinya bagi emak gue nonton film di bioskop. Waktu itu gue ajak nonton film Haji Backpacker, yang religius gitu. Biar emak semakin yakin kalo gue anak baik-baik, nggak nonton yang macem-macem. Gue nggak tau sih selama nonton itu, emak nikmatin filmnya apa kagak. Pas udah selesai dan keliar dari studio, emak nanya gini, "Kalo lagi nonton film terus ada kebakaran, gelap-gelap gitu gimana keluarnya yaa?". Di akhir bulan, gue ikutan test CPNS di Solo. Dapet hari test yang sama ama dua temen kuliah gue, Yanita dan Susilo. Tapi beda sesi semua. Gue dapet sesi pertama, jam 08.00 WIB. Hasilnya langsung muncul. Gue diperingkat ke-4 dari peserta yang sekitar 200 orang. Yah, gue nargetinnya bisa peringkat pertama ato kedua gitu. Tapi gue masih ngarep juga, soalnya gue liat hasil test dihari lain ada yang peringkkat satu skornya lebih rendah dari gue. Masih di akhir bulan, gue ke Semarang buat datengin wisuda adik sepupu (anak dari bulik). Kesananya sama abang yang ketiga dan keluarga abang kedua. Selesai acara wisuda, main-main lah kami ke cimory. Yaaayyyy...



Taman Sari
November. Awal bulan ini main ke Bantul sama temen kuliah yang dulu nggak pernah keteu. Soalnya beda Fakultas, namanya Rengga. Wisata ke taman buah di Imogiri dan Taman Sari. Masih diawal bulan juga, si mantan ngajakin nonton film. Dapetlah film Tak Kemal Maka Tak Sayang. Status gue udah mantan, gue harep sih dia udah tak sayang lagi sama gue. Sekedar nonton bareng nggak berarti masih sayang yah? GR amat gue. Pertengahan bulan, gue harus ngantri cantik di kantor BPJS Solo. Ngurus pendaftaran yang ternyata nggak scukup sehari. Setelah pengisisan formulir dan nomer antrian gue dipanggil, kedapetan petugas cewek yang ternyata dulu temen SMA abang gue yang ketiga. Mulanya si embak ngecek KK, ngeliat nama sama foto abang gue terus nanya sambil senyum-senyum. Katanya dulu temenan deket gitu. Setelah selesai pendataan, gue minta nomer handphone mbaknya, biar CLBK'an. Akhir bulan November, ada Festival Payung yang diadain di Taman Kota Balekambang. Sebagai anak gaul Solo, gue nggak ketiggalan datengin acara itu dong.

Festival Payung

Borobudur
Desember. Kalender bulan ini ditahun lalu lumayan penuh aktivitas. Awal bulan, gue mesti rewang dirumah tetangga yag baru lahiran. Masih sodaraan tapi jauh. Datengin wisuda sahabat masa kuliah. Si pecinta warna pink, Vivi. Pertengahan bulan, dapet undangan acara nikahan temen SMP. Seneng sih bisa sekalian reuni temen lama. Tapi ngeselin juga kalo ada yang nanya "kapan". Aahh.. bulan ini kesampean nonton film Stand By Me Doraemon. Walopun nggak sampe nagis bombay, tapi cukup buat mata gue berkaca-kaca. Akhri bulan, abang gue yang di Bekasi mudik bersama istri dan anaknya. Wisata ke Borobudur yang pasti lagi rame-ramenya dikunjungin banyak orang. Dan emang bener banget, dari mau parkir aja udah susah nyari tempat. Naik tangga ke candi juga penuh orang banggeetttt.



S E L E S A I I I I I. . .