Wiiii.. berasa laku banget yaa. Situ ngerasa cantik gitu? Sok-sok'an ngasih perhatian, terus banyak yang nyatain cinta. Bagus kalo nerima, lah ini nolak. Kan kasian. Nyesek rasanya. Tapiii.. asal tau aja yaa, orang yang ditolak sama yang nolak itu, sama-sama sakit kok. Sama-sama nyeseknya. Kenapaaa?
Mungkin bagi sebagian cewek, emang lebih baik bersama dengan orang yang mencintai daripada bersama orang yang dicintai. Namun, bukankah lebih beruntung lagi kalo keduanya saling cintai. Dibersatukan dengan orang yang mencintai dan pula dicintai. Susah memang, tapi yakin aja, semua yang sudah ditakdirkan tidak akan tertukar. Kalopun ada putri yang tertukar, itu cuman disinetron aja kok. Sebenernya, kalo ngomongin masalah cinta, gue payah banget. Sama sekali bukan pakarnya. Nggak banyak pengalaman langsung, cuman sok tau aja dari pengamatan beberapa kasus. Dan gue yang amatir ini, anehnya sering jadi korban curhatan temen-temen gue yang galau karna pacarnya. Kan lucu banget kalo dipikir, orang pacaran suka ngehina jomblo, tapi kalo lagi galau curhatnya ke jomblo, terus si jomblo ngasih nasehat bijak seakan-akan dia tau segalanya. Oke, sekarang gue mau bahas yang sering gue alamin aja deh. Duhh, gue nggak enak juga sih ini nulisnya. Dari judulnya aja sebenernya udah risih sendiri. Mungkin kalo ada temen gue yang baca postingan ini, langsung ngedumel dalam hati, "hih, sok laku banget". Tapi emang beginilah gue, terima ajalah yaa silauan kharisma gue yang semakin kece ini. Iyaa, kece. Kecepian. Salah sendiri sih nolak cowok. Coba kalo diterima, nggak bakal kecepian kan.
Rasanya nolak cowok itu, sedih. Ada ketakutan tentang karma yang selalu jadi doa andalan bagi para hati yang merasa terdzolimi. Tapi asal kalian tau, orang pertama yang merasa sakit itu justru ada pada gue yang menjadi penyebab kalian sakit. Bingung bacanya? Serahlah. Kalian sakit karna ditolak, gue pun yang nolak juga ngerasain itu. Percaya atau enggak tentang hukum karma, gue kadang merasa takut sendiri sama keputusan yang gue ambil. Gue nolak penyataan cinta seorang cowok, mungkin suatu hari nanti gue juga bakal tau sendiri rasanya ditolak ketika nyatain cinta. Ehh, tapi gue kan cewek cemen yang bisanya cuman nunggu doang, mana berani nyatain cinta duluan ke cowok. Hmm, kayaknya nggak perlu khawatir tentang karma lagi deh.
Rasanya nolak cowok itu, yaa nyesek juga. Hari-hari setelah kejadian itu, gue nggak langsung lupa begitu aja. Tentu masih ada dalam pikiran gue beberapa saat. Sebenernya itulah yang bikin nyesek gue sendiri, kenapa cewek ketika nolak, sering menjawabnya dengan kalimat "kita temenan aja", yah karna setelah peristiwa penolakan itu gue pengennya tetep temenan kayak biasanya. Mungkin egois bagi gue, yang nggak sepenuhnya tau gimana rasanya jadi kalian. Tapi, ketika melihat kalian begitu asyik di timeline dan udah mulai menjauh dari gue, disitu kadang gue merasa nyesek. Menyayangkan kenapa harus ada penembakan dan penolakan yang akhirnya justru merenggangkan pertemanan.
Rasanya nolak cowok itu, sebel banget. Yaa sebel sama cowoknya itu. Masak baru beberapa hari setelah nembak gue, tapi gue tolak, tiba-tiba udah pasang profile picture sama cewek terus statusnya sayang-sayangan gitu. Beruntung sih sebenernya, ketahuan kalo cowok itu nggak serius suka sama gue. Tapi motivasi dia pamer cewek gitu apaan coba, mau manasin ke gue gitu kalo dia udah move on dan laku sama yang lain. Ok fine, bhaayyyy.
Kalo dijelasin rasanya nolak cowok sih, sebenernya dari tembakan satu sama lainnya itu caranya beda-beda. Karakter cowok yang nembak juga beraneka ragam. Kalo reaksi cowok yang ditolak, ada yang merasa rendah diri, yang marah-marah juga ada, yang masih temenan sampe sekarang ada juga, ada yang jadi cuek dan kayak orang nggak kenal, ada yang pantang menyerah tetep modusin. Beruntung sih, nggak ada yang gantung diri ato lompat dari gedung tinggi.
Tulisan ini gue buat bukan bermaksud untuk pamer ato sebagainya. Pokoknya cuman iseng aja, pengen numpahin apa yang lagi ada dipikiran. Karna cuman disini gue bisa nulis banyak. Kalo di BBM kan terbatas karakternya. Gue cewek biasa, sama sekali nggak ada kelebihan yang harus dipamerin. Kalo pun ada beberapa kalimat narsis, itu sebenernya harapan yang pengen gue dapet buat diri gue. Kalian pasti juga pernah narsis kaaan??
Bekasi, 30 Agustus 2015 02:50 AM
Bocah Cilik, try believing in love
Sunday, August 30, 2015
Friday, March 6, 2015
Saya Merasa Bahagia
Ketika kau ditinggalkan oleh seorang laki-laki, yang dulu sangat engkau cintai. Dia yang telah menyita banyak waktumu. Kamu lebih sering mengkhawatirkan dia dibandingkan dengan tugas kuliah yang akan segera habis masa untuk mengerjakannya. Bahkan, kamu sering sekali berpikir apapun tentangnya, ingin mengetahui setiap kegiatannya melebihi perhatianmu terhadap orang tua. Kamu yang tetap bertahan padanya, meski banyak laki-laki lain yang menjanjikanmu hal yang jauh lebih manis. Kamu terlihat begitu bahagia, ketika dapat berjalan bersamanya meski hanya beberapa jam saja. Makan malam dengannya, melihat pertunjukkan, menonton film, mengunjungi tempat wisata, menemanimu belanja, mengantarkan pulang, menunggu hujan, bercanda, dan banyak lagi. Kamu sering susah tidur karenanya.
Kamu yang sebelumnya telah lam sendiri. Masih begitu banyak curiga terhadap laki-laki. Tak percaya dengan buaian, pujian, dan kata-kata mesra. Namun dengannya, kamu menyerah. Seperti tidak ada satu pun alasan untuk tidak menerima kehadirannya dihatimu. Kalian sudah saling mengenal sebelumnya. Berteman cukup lama. Entah siapa yang menunggu. Ketika hatimu disatukan dengannya, seperti sepasang kekasih yang dipertemukan kembali. Dia terlihat begitu menyayangimu. Mengorbankan waktunya demi bertemu denganmu. Mementingkanmu dibandingkan dengan urusan lain yang menunggu. Tapi, semua itu hanyalah tentang waktu. Hatimu yang mulanya sepi, menunggu, dan dipertemukan. Kamu mulai merasa bahagia, hatimu tak lagi sepi. Dan ketika waktu itu terus berjalan, pada akhirnya hubunganmu tak seindah yang kamu harapkan.
Ketika setiamu dibalas dengan khianat, bahagialah. Seseorang yang setia, jelas tidak pantas disandingkan dengan orang yang berkhianat. Kesetiaan hanya dimiliki orang-orang yang kuat, tak mudah goyah meski banyak godaan. Bahagialah, karena telah melihat pengkhianatan itu. Kamu akan lebih dekat dengan yang setia.

Ketika setiamu dibalas dengan khianat, bahagialah. Seseorang yang setia, jelas tidak pantas disandingkan dengan orang yang berkhianat. Kesetiaan hanya dimiliki orang-orang yang kuat, tak mudah goyah meski banyak godaan. Bahagialah, karena telah melihat pengkhianatan itu. Kamu akan lebih dekat dengan yang setia.
Ketika bertahanmu tak lagi dihargai, cukuplah kamu tahu. Dia yang pergi meninggalkanmu. Bahagialah, karena Tuhan telah menjauhkan yang memang seharusnya jauh. Ketika seseorang itu telah mampu kamu lewati, percayalah, kamu semakin dekat dengan cinta sejatimu. Lagi-lagi, ini tentang waktu. Biarkan ia yang menjawab.
Menangislah jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar menunjukkan yang terbaik untukmu. Bahagialah, karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tuamu, nenekmu, kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk semua hal yang ada pada dirimu, karena kamu adalah orang yang beruntung.
Menangislah
jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari
setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah
kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar memberikan yang
terbaik untukmu. Bahagialah, karena kamu masih terjaga hingga saat ini. Bahagialah,
karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tauamu, nenekmu,
kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk
semua hal yang ada padamu., karena kamu adalah orang yang beruntung. Bahagialah,
tidak ada pilihan lain selain itu.
Boyolali, 05 Maret 2015 10:09 PM
Bocah Cilik, Bahagialah. Tidak ada pilihan selain itu
Wednesday, March 4, 2015
Wejangan Emak : Jagalah Diri
"Emak bukan orang yang pandai. Tidak belajar banyak ilmu di sekolah. Tapi emak punya keyakinan dalam doa. Emak sangat percaya dengan kemurahan Allah. Niat emak dan bapak meninggalkan anak bukan untuk mengumpulkan uang demi bersenang-senang. Kami mencari uang untuk menyambung hidup. Ingin menyekolahkan anak-anak kami. Ingin membiayai mereka agar dapat mencapai cita-cita. Sekarang kalian sudah besar. Kalian masih jauh dengan orang tua. Kami tidak bisa mengawasi setiap hari. Kami juga sudah lama, percaya pada kalian untuk dapat bertanggung jawab sebagai anak. Belajar dan beribadahlah dengan tekun, walau kami tidak bisa mengingatkan setiap saat. Tetaplah menjaga diri dan kesucian. Kami lebih bangga memiliki anak yang soleh dan solehah, yang taat ibadah dan tidak nakal. Doa kami tidak henti untuk kalian".
Obrolan itu berlanjut hingga tengah malam. Bahkan lewat pukul 12 malam, emak dan si bocah cilik itu masih terjaga dalam gelapnya ruangan dan balutan selimut tebal. Wejangan panjang dari emak bermula ketika si bocah cilik mencurahkan isi hatinya tentang kesedihannya beberapa waktu lalu. Dia berkisah bahwa telah dikhianati oleh seorang laki-laki. Dia sudah mencoba setia dan tidak berpaling pada laki-laki lain, meskipun tidak sedikit ajakan untuk mendua. Tapi, justru kenyataan pahit yang harus ia terima. Setelah sekian lama menjalin hubungan, ia mulai merasa tidak begitu dipentingkan lagi. Satu tahun yang lalu, ia mengakhiri hubungannya dengan lelaki itu. Ia mengatakan pada emaknya, bahwa untuk memutuskannya adalah hal yang begitu berat. Namun, ia juga merasa terlalu sakit untuk bertahan.
"Jangan terlalu percaya dengan laki-laki. Cinta seorang laki-laki itu tidak ada sepersepuluhnya dibandingkan dengan cinta perempuan. Kamu mungkin begitu memikirkan perasaannya, tapi dia belum tentu demikian. Yang penting kamu tetap jaga diri. Walaupun kamu memiliki kekasih yang baik dan tampan, nenek yang sering menasehati, orang tua yang selalu mengajarkan kebaikan, kakak yang terus menjagamu, juga teman-teman dekat yang membuatmu nyaman, tapi dirimu tetaplah milikmu. Kamu sendiri yang harus menjaga. Emak yakin, suatu saat nanti yang terbaik akan datang padamu. Laki-laki yang lebih baik dari sebelumnya, yang pantas buat anak emak yang baik pula".
Bocah itu hanya menceritakan tentang hubungan masa lalunya. Bukan hubungannya yang sekarang. Kerana saat ini, ia sedang sendiri. Entah karena trauma untuk menjalin lagi hubungan dengan laki-laki atau karena alasan lain. Ia berkata bahwa tidak menutup diri untuk berteman dengan siapa pun. Tapi, ia merasa masih sangat sulit untuk menerima lelaki yang menginginkannya.
Ia jarang bertemu dengan emak karena sejak kecil ditinggal orang tuanya merantau. Ketika ada kesempatan bertemu seperti itu, ia dapat bercerita panjang tentang hidupnya. Dan mendapat nasehat baik dari emaknya. Meskipun jauh, ia tidak pernah meragukan kasih sayang orang tuanya. Emak sering mengatakan bahwa si bocah cilik ini adalah anak yang kelahirannya begitu diharapkan. Ketika mengandung, emak selalu membaca Surat Maryam. Surat yang dipercayanya dapat memberikan keturuanan perempuan bagi yang membacanya. Dan benar saja, emak yang sebelumnya telah memiliki tiga anak laki-laki, untuk yang ke-empatnya adalah seorang perempuan.
Surakarta, 04 Maret 2015 04:58 PM
Bocah Cilik, jadilah kebanggaan orang tuamu
"Jangan terlalu percaya dengan laki-laki. Cinta seorang laki-laki itu tidak ada sepersepuluhnya dibandingkan dengan cinta perempuan. Kamu mungkin begitu memikirkan perasaannya, tapi dia belum tentu demikian. Yang penting kamu tetap jaga diri. Walaupun kamu memiliki kekasih yang baik dan tampan, nenek yang sering menasehati, orang tua yang selalu mengajarkan kebaikan, kakak yang terus menjagamu, juga teman-teman dekat yang membuatmu nyaman, tapi dirimu tetaplah milikmu. Kamu sendiri yang harus menjaga. Emak yakin, suatu saat nanti yang terbaik akan datang padamu. Laki-laki yang lebih baik dari sebelumnya, yang pantas buat anak emak yang baik pula".
Bocah itu hanya menceritakan tentang hubungan masa lalunya. Bukan hubungannya yang sekarang. Kerana saat ini, ia sedang sendiri. Entah karena trauma untuk menjalin lagi hubungan dengan laki-laki atau karena alasan lain. Ia berkata bahwa tidak menutup diri untuk berteman dengan siapa pun. Tapi, ia merasa masih sangat sulit untuk menerima lelaki yang menginginkannya.
Ia jarang bertemu dengan emak karena sejak kecil ditinggal orang tuanya merantau. Ketika ada kesempatan bertemu seperti itu, ia dapat bercerita panjang tentang hidupnya. Dan mendapat nasehat baik dari emaknya. Meskipun jauh, ia tidak pernah meragukan kasih sayang orang tuanya. Emak sering mengatakan bahwa si bocah cilik ini adalah anak yang kelahirannya begitu diharapkan. Ketika mengandung, emak selalu membaca Surat Maryam. Surat yang dipercayanya dapat memberikan keturuanan perempuan bagi yang membacanya. Dan benar saja, emak yang sebelumnya telah memiliki tiga anak laki-laki, untuk yang ke-empatnya adalah seorang perempuan.
Surakarta, 04 Maret 2015 04:58 PM
Bocah Cilik, jadilah kebanggaan orang tuamu
Friday, February 13, 2015
Jangan Ngeluh
Muthmainnah. .
Jika kamu merasa tidak bahagia, lihat mereka!
Jika kamu berpikir uangmu sedikit, bagaimana dengan dia?
Jika kamu berpikir tidak mempunyai teman yang banyak..
Jika kamu merasa belajar adalah suatu beban yang berat, bagaimana dengan mereka?
Jika kamu merasa menderita dalam hidup, apakah deritamu sebanyak yang ia kerjakan?
Jika kamu mengeluh dengan transportasimu, bagaimana dengan mereka?
Jika lingkunganmu berlaku tidak wajar denganmu, bagaimana dengannya?
Jika kamu menyerah, pikirkan tentang orang ini!
Nikmati bagaimanapun hidup ini
Berbagai hal terjadi lebih buruk pada orang lain
Dan kamu mendapatkan yang lebih baik
Ada banyak hal dalam hidup
Yang menarik perhatianmu
Tapi hanya sedikit yang dapat diterima hatimu
Kejarlah itu
Surakarta, 14 Februari 2015 11:26 AM
Bocah Cilik, Bersyukurlah
Jika kamu merasa tidak bahagia, lihat mereka!
Jika kamu berpikir uangmu sedikit, bagaimana dengan dia?
Jika kamu berpikir tidak mempunyai teman yang banyak..
Jika kamu merasa belajar adalah suatu beban yang berat, bagaimana dengan mereka?
Jika kamu merasa menderita dalam hidup, apakah deritamu sebanyak yang ia kerjakan?
Jika kamu mengeluh dengan transportasimu, bagaimana dengan mereka?
Jika lingkunganmu berlaku tidak wajar denganmu, bagaimana dengannya?
Jika kamu menyerah, pikirkan tentang orang ini!
Nikmati bagaimanapun hidup ini
Berbagai hal terjadi lebih buruk pada orang lain
Dan kamu mendapatkan yang lebih baik
Ada banyak hal dalam hidup
Yang menarik perhatianmu
Tapi hanya sedikit yang dapat diterima hatimu
Kejarlah itu
Surakarta, 14 Februari 2015 11:26 AM
Bocah Cilik, Bersyukurlah
Thursday, February 5, 2015
2014 Lalu.. [Juli-Desember]
![]() |
Buka Puasa Bersama |
Botolnya merk apa hayoo? |
![]() |
Emak pasca operasi |

Taman Sari |
![]() |
Festival Payung |
![]() |
Borobudur |
S E L E S A I I I I I. . .
Wednesday, February 4, 2015
2014 Lalu.. [Januari-Juni]
Ternyata gue beneran payah juga yah. Akhirnya nyerah. Nggak bisa nepatin janji buat nyeritain rinci kisah perjalanan hidup selama tahun 2014 Yah, sebagai sedikit gantinya aja sih ini mau gue singkat aja ceritanya. Gue dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa aja di tahun lalu. Okee, ini diiaaaaa...
Januari. Awal bulan ini gue ngurus pendaftaran wisuda. Pertengahan bulannya, gue cau ke Bekasi sama abang yang ke-tiga. Sementara masih ada syarat wisuda yang belom gue kelarin. Beruntung waktu itu temen barengan wisuda gue, Yanita yang berhati mulia mau nolongin gue ngurusin persyaratan yang kurang. Sampai akhir bulan masih di Bekasi. Ketemu sama temen-temen SMA. Dan ketemu banjir.
![]() |
Telaga Madirda |
![]() |
Abu karnamu, Gunung Kelud |
Maret. Gue wisuda, tanggal 8 Maret. Nggak tanggung-tanggung yang datengin wisuda gue, ada 12 orang yang nganter dari rumah. Tapi malem sebelom wisuda gue tidur di kos temen sih. Jadi ketemu keluarga di kampus gue udah tampil cantik pake jubah dan toga. Di bulan ini, gue mulai berlatih gitar. Buat ngibur diri. Ngilangin galau dan biar cepet move on. Yang ngajarin temen SMP gue dulu. Namanya Alwi. Susah ternyata. Katanya sih kalo jari mulai kapalan, itu tandanya udah mau bisa. Dan kayaknya itu bener. Diawal latihan, jari neken sama metik senar gitar itu rasanya udah kayak keiris pisau. Tapi lama-kelamaan kalo udah biasa, mulai berkurang sakitnya. Yah paling kayak diiris silet aja. Trus, di bulan ini juga gue ulang tahun. Apesnya, tepat tanggal itu juga sahabat gue ada yang sidang skripsi. Setelah selesai nungguin sidang, temen-temen gue bikin acara siraman sakral. Siraman pake air 7 sumur, kembang 7 warna, es jus 7 buah, dan tepung 7 kilo. Disiraminnya bukan ke orang yang abis sidang skripsi. Tapi ke orang yang hari itu ulang tahun. Si bocah.
April. Setelah wisuda bulan lalu, gue sama sekali gak ada niat buat langsung nyari kerja. Maunya ortu sih gue disuruh lanjut kuliah lagi. Walopun sebenernya gue kurang minat juga. Karna gue masih bingung mau ngapain dan nggak ada kegiatan, terpaksa di bulan ini gue pake buat belajar banyak untuk persiapan daftar S2. Beli buku soal Potensi dan Toefl. Bulan ini gue nggak terlalu sibuk. Selain belajar yang cuma beberapa kali aja dalam seminggu, paling sisanya yaa main di kos temen ato nongkrong di kampus malakin mahasiswa junior.
Mei. Bulan ini gue masih belaga sok rajin. Belajar buat persiapan test di UGM.. Dari bulan lalu, gue nggak sendirian belajarnya, berdua sama Annisa. Sahabat gue waktu kuliah. Wisudanya duluan dia, selisih satu semester. Pertengahan bulan, gue punya ponakan baru. Ponakan ke-empat. Anak ke-2 dari abang gue yang nomer dua. Nama panggilannya Husna. Iyalah ceweekk. Beberapa hari itu cukup sibuk karna harus wirawiri ke Rumah Sakit soalnya si abang harus berangkat kerja pagi hari, jadi gentian gue yang nunggu disana. Akhir bulan, gue ke UGM buat ikutan test. Sayangnya cuman sendirian. Annisa yang sebenernya juga udah belajar bareng buat persiapan test, ternyata nggak bisa. Dia ada halangan dan batalin pendaftaran. Berangkat ke Jogja naik kereta, setelah itu ngojek ke kampus. Sepulang test, gue dijemput abang gue yang di Jogja.
Juni. Gue ke Bekasi lagi. Dan untuk pertama kalinya selama hidup gue, akhirnya ke Bekasinya sendirian. Rasanya itu, nggak bisa diungkapin dengan nada-nada. Gue merasa udah dewasa aja. Udah berani pergi sendirian, nggak dianter. Ngerasa lebih cantik. Sesampainya di Bekasi pagi itu ketika turun dari bus, gue merasa aura gue makin kuat. Pancaran sinar putih terang ngikutin setiap langkah kaki gue. Semua orang ngeliat gue takjub. Pokoknya waktu itu, gue pemeran utamanya. Hahaha!! Jadi, maksud gue ke Bekasi adalah buat datengin nikahan temen SMA dulu. Nggak lama sih, cuman satu minggu. Pagi hari sepulangnya dari Bekasi, gue langsung cau ke kampus di Solo buat datengin wisuda temen. Oiyah, gue balik dari Bekasi itu sendiri lagi loh. Kece banget kan. Trus di pertengahan bulan, selama dua hari wisata ke Gombong. Nginep di rumah teman yang tinggal disana, Irin namanya. Sehari setelah dari Gombong, gantian wisata sama keluarga ke Jogja. Nggak wisata ding, tapi datengin acara pemilihan Putra-Putri Bantul 2014. Abang gue yang ke-tiga masuk jadi finalisnya. Gue harus dukung sekuat suara agar dapet hasil terbaik. Akhir bulan, udah mulai puasa. Gue lumayan sibuk yah.
![]() |
Ponakan ke-empat |
![]() |
Yang atas temen kos, yang bawah temen kelas |
![]() |
Yaah, lagi disitu |
B E R S A M B U N G. . .
Saturday, January 24, 2015
Entar Dulu Dehh..
Gue masih ngerasa bersalah aja nih sama janji taun lalu. yang katanya mau nulis kembali cerita nggak penting selama tahun 2014 kemaren disini. Yah gimana yaa, soalnya udah klewat jauh banget sama waktu kejadiannya. Jadi gue lumayan males buat nulis. Udah nggak anget aja rasanya. Kan nggak nikmat.
Tapi gue masih punya tekat kuat buat nulis itu. Entah mau kapan, nggak tau deh. Mungkin mau gue singkat aja ceritanya dalam satu postingan. Kalo tiap bulannya gue bikinin judul kayak yang "Januari 2014" itu, gue udah nggak semangat. Terlalu berat utangnya kalo harus rinciin sampe Desember. *ngeles
Gue habis pulang dari rapat rutin Karang Taruna di komplek [baca: kampung] nih. Di rumah ada 2 nenek cantik, yang biasa gue biasa sebut the sisters, trus 1 abang gue yang ke tiga. Mereka udah pada tidur. Gue belom ngantuk aja jadi pengen buka kamar blog ini.
Status pekerjaan di KTP sih Pelajar/Mahasiswa, tapi gue udah lulus. Dan sekarang masih nganggur. Awal bulan ini, gue sempet ikut training salah satu perusahaan swasta di Solo. Cuma beberapa hari, gue mundur. Yah, awal bulan ini. Sempet gue curhatin di postingan sebelumnya yah?
Boyolali, 24 Januari 2015 10:38 PM
Bocah Cilik, kamu mau bahas apa sik?
Tapi gue masih punya tekat kuat buat nulis itu. Entah mau kapan, nggak tau deh. Mungkin mau gue singkat aja ceritanya dalam satu postingan. Kalo tiap bulannya gue bikinin judul kayak yang "Januari 2014" itu, gue udah nggak semangat. Terlalu berat utangnya kalo harus rinciin sampe Desember. *ngeles
Gue habis pulang dari rapat rutin Karang Taruna di komplek [baca: kampung] nih. Di rumah ada 2 nenek cantik, yang biasa gue biasa sebut the sisters, trus 1 abang gue yang ke tiga. Mereka udah pada tidur. Gue belom ngantuk aja jadi pengen buka kamar blog ini.
Status pekerjaan di KTP sih Pelajar/Mahasiswa, tapi gue udah lulus. Dan sekarang masih nganggur. Awal bulan ini, gue sempet ikut training salah satu perusahaan swasta di Solo. Cuma beberapa hari, gue mundur. Yah, awal bulan ini. Sempet gue curhatin di postingan sebelumnya yah?
Boyolali, 24 Januari 2015 10:38 PM
Bocah Cilik, kamu mau bahas apa sik?
Monday, January 5, 2015
06 Januari 2015
Yeeaahh, postingan pertama di tahun 2015. Ternyata tahun lalu gue masih payah. Nggak tau deh, kisah-kisah keren gue di tahun 2014 bakalan mau dilanjutin apa enggak. Mengingat baru bulan Januari 2014 doang yang baru sempet gue tulis. Ahh.. pagi-pagi gini, kalian nggak penasan nih gue lagi online dimana? Oh, enggak yah. Yaudah. Tutup aja. Gue nulis mau gue baca-baca sendiri kok.
Hari ini, hari ke-dua ikut training kerja di salah satu perusahaan investasi di Solo. Sebenernya masih belum mantap sih dengan pekerjaan yang bakal aku lakuin. Enggak tertarik juga, tapi gue merasa tertantang. 2 temen yang minggu lalu barengan interview ternyata nggak ikut bergabung untuk training. Akhirnya, gue sendirian dateng sebagai new trainee. Masih beruntungnya, di hari pertama kemarin ada 4 trainee baru juga sudah ada di ruangan pembelajaran. Gue dateng paling akhir. Harusnya jam 8 udah di lokasi. Tapi gue jam 8 malah baru berangkat dari rumah. Sebagai penduduk baru, gue sok ramah dan belaga mengakrapi temen-temen lain. Gue salamin satu-satu sambil ngenalin diri. Mereka adalah Maya, Lilis, Ika, dan mbak Saras. 3 diantaranya udah ikutan training selama 2 minggu. Jadi, yang bener-bener baru cuman ber-2, gue sama mbak Saras.
Sayangnya, tadi pagi mbak Saras ngirim pesan ke gue lewat BBM. Dia nggak bisa lanjutin ikut training. Katanya kurang pas sama kerjaannya, terlalu berat dan sepertinya nggak sanggup. Mbak Saras ngasih semangat ke gue kalo emang gue masih pengen lanjut, untuk pengalaman baru di dunia kerja katanya. Jadilah hari ini entar gue bakalan sendirian di ruangan pembelajaran, terpisah dengan 3 teman yang udah duluan di training.
Solo, 06 Januari 2015 08:49
Bocah cilik, cumunguuttttt eeaaa dedekkk :-*
Hari ini, hari ke-dua ikut training kerja di salah satu perusahaan investasi di Solo. Sebenernya masih belum mantap sih dengan pekerjaan yang bakal aku lakuin. Enggak tertarik juga, tapi gue merasa tertantang. 2 temen yang minggu lalu barengan interview ternyata nggak ikut bergabung untuk training. Akhirnya, gue sendirian dateng sebagai new trainee. Masih beruntungnya, di hari pertama kemarin ada 4 trainee baru juga sudah ada di ruangan pembelajaran. Gue dateng paling akhir. Harusnya jam 8 udah di lokasi. Tapi gue jam 8 malah baru berangkat dari rumah. Sebagai penduduk baru, gue sok ramah dan belaga mengakrapi temen-temen lain. Gue salamin satu-satu sambil ngenalin diri. Mereka adalah Maya, Lilis, Ika, dan mbak Saras. 3 diantaranya udah ikutan training selama 2 minggu. Jadi, yang bener-bener baru cuman ber-2, gue sama mbak Saras.
Sayangnya, tadi pagi mbak Saras ngirim pesan ke gue lewat BBM. Dia nggak bisa lanjutin ikut training. Katanya kurang pas sama kerjaannya, terlalu berat dan sepertinya nggak sanggup. Mbak Saras ngasih semangat ke gue kalo emang gue masih pengen lanjut, untuk pengalaman baru di dunia kerja katanya. Jadilah hari ini entar gue bakalan sendirian di ruangan pembelajaran, terpisah dengan 3 teman yang udah duluan di training.
Solo, 06 Januari 2015 08:49
Bocah cilik, cumunguuttttt eeaaa dedekkk :-*
Subscribe to:
Posts (Atom)