Friday, March 6, 2015

Saya Merasa Bahagia

Ketika kau ditinggalkan oleh seorang laki-laki, yang dulu sangat engkau cintai. Dia yang telah menyita banyak waktumu. Kamu lebih sering mengkhawatirkan dia dibandingkan dengan tugas kuliah yang akan segera habis masa untuk mengerjakannya. Bahkan, kamu sering sekali berpikir apapun tentangnya, ingin mengetahui setiap kegiatannya melebihi perhatianmu terhadap orang tua. Kamu yang tetap bertahan padanya, meski banyak laki-laki lain yang menjanjikanmu hal yang jauh lebih manis. Kamu terlihat begitu bahagia, ketika dapat berjalan bersamanya meski hanya beberapa jam saja. Makan malam dengannya, melihat pertunjukkan, menonton film, mengunjungi tempat wisata, menemanimu belanja, mengantarkan pulang, menunggu hujan, bercanda, dan banyak lagi. Kamu sering susah tidur karenanya.

Kamu yang sebelumnya telah lam sendiri. Masih begitu banyak curiga terhadap laki-laki. Tak percaya dengan buaian, pujian, dan kata-kata mesra. Namun dengannya, kamu menyerah. Seperti tidak ada satu pun alasan untuk tidak menerima kehadirannya dihatimu. Kalian sudah saling mengenal sebelumnya. Berteman cukup lama. Entah siapa yang menunggu. Ketika hatimu disatukan dengannya, seperti sepasang kekasih yang dipertemukan kembali. Dia terlihat begitu menyayangimu. Mengorbankan waktunya demi bertemu denganmu. Mementingkanmu dibandingkan dengan urusan lain yang menunggu. Tapi, semua itu hanyalah tentang waktu. Hatimu yang mulanya sepi, menunggu, dan dipertemukan. Kamu mulai merasa bahagia, hatimu tak lagi sepi. Dan ketika waktu itu terus berjalan, pada akhirnya hubunganmu tak seindah yang kamu harapkan.

Ketika setiamu dibalas dengan khianat, bahagialah. Seseorang yang setia, jelas tidak pantas disandingkan dengan orang yang berkhianat. Kesetiaan hanya dimiliki orang-orang yang kuat, tak mudah goyah meski banyak godaan. Bahagialah, karena telah melihat pengkhianatan itu. Kamu akan lebih dekat dengan yang setia.

Ketika bertahanmu tak lagi dihargai, cukuplah kamu tahu. Dia yang pergi meninggalkanmu. Bahagialah, karena Tuhan telah menjauhkan yang memang seharusnya jauh. Ketika seseorang itu telah mampu kamu lewati, percayalah, kamu semakin dekat dengan cinta sejatimu. Lagi-lagi, ini tentang waktu. Biarkan ia yang menjawab.

Menangislah jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar menunjukkan yang terbaik untukmu. Bahagialah, karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tuamu, nenekmu, kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk semua hal yang ada pada dirimu, karena kamu adalah orang yang beruntung.

Menangislah jika itu membuatmu lebih tenang. Namun, jangan berlarut. Ambillah hikmah dari setiap peristiwa yang telah kamu alami. Belajarlah dari semua orang yang pernah kamu temui. Tidak perlu sedih berkepanjangan. Tuhan benar-benar memberikan yang terbaik untukmu. Bahagialah, karena kamu masih terjaga hingga saat ini. Bahagialah, karena memiliki banyak orang yang begitu mempedulikanmu. Orang tauamu, nenekmu, kakak-kakakmu, dan teman-teman yang selalu menguatkanmu. Bersyukurlah untuk semua hal yang ada padamu., karena kamu adalah orang yang beruntung. Bahagialah, tidak ada pilihan lain selain itu. 



Boyolali, 05 Maret 2015 10:09 PM
Bocah Cilik, Bahagialah. Tidak ada pilihan selain itu

Wednesday, March 4, 2015

Wejangan Emak : Jagalah Diri

"Emak bukan orang yang pandai. Tidak belajar banyak ilmu di sekolah. Tapi emak punya keyakinan dalam doa. Emak sangat percaya dengan kemurahan Allah. Niat emak dan bapak meninggalkan anak bukan untuk mengumpulkan uang demi bersenang-senang. Kami mencari uang untuk menyambung hidup. Ingin menyekolahkan anak-anak kami. Ingin membiayai mereka agar dapat mencapai cita-cita. Sekarang kalian sudah besar. Kalian masih jauh dengan orang tua. Kami tidak bisa mengawasi setiap hari. Kami juga sudah lama, percaya pada kalian untuk dapat bertanggung jawab sebagai anak. Belajar dan beribadahlah dengan tekun, walau kami tidak bisa mengingatkan setiap saat. Tetaplah menjaga diri dan kesucian. Kami lebih bangga memiliki anak yang soleh dan solehah, yang taat ibadah dan tidak nakal. Doa kami tidak henti untuk kalian".

Obrolan itu berlanjut hingga tengah malam. Bahkan lewat pukul 12 malam, emak dan si bocah cilik itu masih terjaga dalam gelapnya ruangan dan balutan selimut tebal. Wejangan panjang dari emak bermula ketika si bocah cilik mencurahkan isi hatinya tentang kesedihannya beberapa waktu lalu. Dia berkisah bahwa telah dikhianati oleh seorang laki-laki. Dia sudah mencoba setia dan tidak berpaling pada laki-laki lain, meskipun tidak sedikit ajakan untuk mendua. Tapi, justru kenyataan pahit yang harus ia terima. Setelah sekian lama menjalin hubungan, ia mulai merasa tidak begitu dipentingkan lagi. Satu tahun yang lalu, ia mengakhiri hubungannya dengan lelaki itu. Ia mengatakan pada emaknya, bahwa untuk memutuskannya adalah hal yang begitu berat. Namun, ia juga merasa terlalu sakit untuk bertahan.

"Jangan terlalu percaya dengan laki-laki. Cinta seorang laki-laki itu tidak ada sepersepuluhnya dibandingkan dengan cinta perempuan. Kamu mungkin begitu memikirkan perasaannya, tapi dia belum tentu demikian. Yang penting kamu tetap jaga diri. Walaupun kamu memiliki kekasih yang baik dan tampan, nenek yang sering menasehati, orang tua yang selalu mengajarkan kebaikan, kakak yang terus menjagamu, juga teman-teman dekat yang membuatmu nyaman, tapi dirimu tetaplah milikmu. Kamu sendiri yang harus menjaga. Emak yakin, suatu saat nanti yang terbaik akan datang padamu. Laki-laki yang lebih baik dari sebelumnya, yang pantas buat anak emak yang baik pula".
 
Bocah itu hanya menceritakan tentang hubungan  masa lalunya. Bukan hubungannya yang sekarang. Kerana saat ini, ia sedang sendiri. Entah karena trauma untuk menjalin lagi hubungan dengan laki-laki atau karena alasan lain. Ia berkata bahwa tidak menutup diri untuk berteman dengan siapa pun. Tapi, ia merasa masih sangat sulit untuk menerima lelaki yang menginginkannya.

Ia jarang bertemu dengan emak karena sejak kecil ditinggal orang tuanya merantau. Ketika ada kesempatan bertemu seperti itu, ia dapat bercerita panjang tentang hidupnya. Dan mendapat nasehat baik dari emaknya. Meskipun jauh, ia tidak pernah meragukan kasih sayang orang tuanya. Emak sering mengatakan bahwa si bocah cilik ini adalah anak yang kelahirannya begitu diharapkan. Ketika mengandung, emak selalu membaca Surat Maryam. Surat yang dipercayanya dapat memberikan keturuanan perempuan bagi yang membacanya. Dan benar saja, emak yang sebelumnya telah memiliki tiga anak laki-laki, untuk yang ke-empatnya adalah seorang perempuan.



Surakarta, 04 Maret 2015 04:58 PM
Bocah Cilik, jadilah kebanggaan orang tuamu