Wednesday, April 17, 2013

Aku Dan Hari Ini

Hidup, untuk apa ia sebenarnya
Untuk diri sendiri, untuk orang lain, atau untuk Sang Pencipta
Hidup di dunia, sejatinya bukan untuk mati
Tapi hidup di dunia adalah untuk bekal hidup yang abadi

Mengapa Tuhan memberiku hidup
Mengapa Dia menciptakan dengan wujud aku
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna
Namun, sekalipun dia seorang Nabi pun
Tidak ada manusia yang sempurna
Manusia selalu memiliki sisi kekurangan
Lalu, mengapa Tuhan memberikan kekurangan bagi manusia
Mengapa Dia tidak menciptakan manusia yang sempurna
Agar dunia ini damai dan tanpa masalah
Untuk hidup yang abadi itu kah
Untuk isi surga dan neraka kah?
Hanya permainan Sang Kuasa kah?

Bodoh. Benar-benar bodoh. Aku mulai merasakannya sekarang. Dulu, seseorang pernah berkata padaku. Kalo memasuki usia 20, orang akan banyak mengalami guncangan. Tentang hidupnya, cintanya, teman, sekolah, dan lainnya. 21, 22, dan 23. Mungkin usia sekitar itu. Dan aku tidak percaya. Aku rasa hidupku aman-aman aja. Cewek sama cowok juga punya hidup yang beda. Aku pikir tidak semua orang akan mengalami guncangan  masa muda. "mumpung masih muda mut, bisa melakukan banyak hal". Kalimat yang paling aku inget waktu duduk santai di depan gedung teater ISI Solo itu.

Memang nggak bakal percaya kalo nggak ngalamin sendiri. Dan sekarang, pertanyaan2 bodoh sering ada dalam pikiranku. Entahlah, untuk siapa pertanyaan itu. Siapa yang akan menjawab. Tapi sebenarnya justru aku merasa salah jika mempertanyakan itu. Apalagi menyertakan Tuhan-ku. Tidak mungkin aku menyalahkan-Nya. Jika aku bertanya seperti itu, apa aku seperti orang yang ragu tentang hidup yang diberikan Tuhan?. Lantas, aku menjadi bedosa jika meragukan-Nya?. Ahh, aku masih percaya bahwa Tuhan menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya. Apapun itu. Percaya bahwa manusia memang makhluk yang paling sempurna. Aku memiliki akal dan perasaan. Aku bisa memilih dan menentukan apapun untuk hidupku.

Aku hanya sedang merasa bosan. Penasaran dengan masa depan. Dengan apapun itu. Jadi sering terlintas dalam pikiranku tentang pertanyaan2 tolol seperti itu. Aku yang sekarang, harus bagaimana. Hidup seadanya, atau memang adanya hidup seperti ini. Rrrgggh, entahlah. Terima kasih Tuhan telah menciptakan aku. Aku bahagia menjadi diriku. Bahagia memang bukan berarti bisa memiliki semua yang kita inginkan. Tapi, bahagia adalah bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki sekarang. Gitu kan?


Solo, Kos Az-Zahra 18 April 2013 10:58 WIB
Bocah cilik . . syukuri apa yang ada
hidup adalah anugrah
*nasihat dari d'massive tuh

No comments:

Post a Comment